Gunung gede
Nice trip
Kelompok
Ketua kelompok: anwarudin (wang)
Anggota kelompok: faisal m mataiya
(embe)
Rendra
ristiana (ardner)
Restu
fuji fadilah (si kalem)
Ratu
nurdianti (si nenek)
Widya
novita sari (pendaki konyol)
Tanggal pendakian: 9-11 juli 2012
Ok pendakian kali ini kita berencan untuk melakukannya ke gunung gede yang
berada di daerah puncak bogor, tim yang siap untuk mengikuti trip kali ini bisa
di lihat di atas, perjalanan kali ini di ketuai oleh seorang pmimpin koplak
hahahah yaitu anwarudin yang memiliki peribadi kepemimpinan. Setelah selesai
melakukan menejemen perjalanan dan mengumpulkan orang pada hari senin 9 juli
2012 jam 14.30 kami memulai perjalanan, dan perjalanan kami di lepas oleh
beberapa juragan SBSM, yaitu teh rani, uda leo dan teh tifa dan tidak lupa teh
jum yang melepas kepergian kakandanya faisal m mataiya (embe)
Pelepasan di kampus STKS BANDUNG
Senin 9 juli 2012
16.30 wib
Pendakina kali ini merupakan pendakian saya yang ke
dua kali ke gunung gede, namun kali ini pendakian dilakukan melalui jalur
gunung putri. Perjalanan dilakuakan oleh 5 orang Dari kampus STKS yang beralamat
di jalan IR. H Juanda No. 367 sekitar jam 16.30 kami menggunakan angkot jurusan
kelapa dago menuju jalan Dipatiukur tempat bis kota berada, dari kampus kita
membayar ongkos Rp. 2000 perorang, dan melanjutkan dengan menggunakan bis kota
dari dipatiukur menuju terminal lewi panjang dengan ongkos Rp 2000 per orang,
jam 18.00 kita sampai di terminal lewi panjang, kita tidak langsung naik bis
namun kita beristirihat sejenak untuk mengisi perut untuk persiapan perjalanan
yang mungkin cukkup melelahkan dan membosankan berada di dalam bis. Jam 18.30
kami bergegas naik bis jurusan bandung merak, karena ini satu satunya bis yang
melewati pasar cipanas, untuk mencapai pasar cipanas kami mengeluarkan biayaya
Rp. 20.000 perorang, selama perjalan ternyata kami disuguhkan dengan film karya
anak bangsa sehingga waktupun tidak terasa berlalu, dan kami pun dikagetkan
dengan teriakan dari bapak kondektur
“iya pasar cipanas persiapa!!!”
dan kamipun dengan berat hati harus meninggalkan bis itu dengan film yang belum selesai di tonton. Kami turun tepat di depan istana cipanas,saat melihat jam tangan waktu menunjukan tepat pukul 22.00, setelah kami turun saya segera menghubungi ratu yang sudah dari tadi menunggu, karena pada rencananya tim kami yang berangkat dari bandung akan bertemu ratu dan widya di pasar cipanas. Tidak lama kami pun bertemu dengan widya dan ratu di pasar cipanas. Setelah bertemu kami tidak menunggu lama untuk mencari hotel satu malam kami untuk melepas lelah dan sekedar mengendurkan otot-otot yang telah lelah. Ratu bersama widya yang telah melakukan orientasi medan terlebih dahulu membawa kami berlima para pangeran tampan yang kecewa tidak melihat film sampai selesai ke sebuah mesjid, dan itulah hotel bintang lima kita malam ini, dalam pikirku tak apa lah yang penting bisa istirahat.
setelah shalt, makan dan sedikit ngobrol, sekita jam 23.00 anak-anak mulai
mencari lapak untuk istirahat, dan tidak lupa juga kami meminta izin ke warga
setempat untuk beristirahat di sana.
Selasa 10 juli 2012
Sekitar jam 4.00 kami mulai bangun untuk persiapan shlat subuh, namun di
saat kami masih dalam kondisi ngantuk, kami melihat teman kami restu sedang
kebingungan mencari sepatunya, awalnya kami cuek karna berfikir mungkin restu
lagi ngigo atau dia lupa menyimpan sepatunya, namun lama kelamaan wajah panik
mulai muncul dari wajah restu, sambil panik dan bercampur ngantuk dia berkata
“sapatu urang kamana? Sapatu urang lengit ey”
Kamipun bertanya-tanya, apa iya sepatunya hilang, setelah kami coba bantu
untuk mencari, kami sama sekali tidak mnemukan jejaknya sedikitpun, saat itu
kami pun bingung harus berkata apa dan apa yang harus kami lakukan, saat itu
juga nampak raut bingung dari wajah restu, hari yang naas buat restu hehhehehe
Ok hari ini di awali dengan hal yang menjengkelkan bagi restu, namun tidak
mengendurkan semnagatanya untuk melakukan pendakian, sempat faisal berkata
“lamun sapatu urang anu lengit, balik deui uarng mah moal jadi”
Ok perjalanan berlanjut, sekitar jam 5.00 kami meninggalkan mesjid menuju
pasar cipanas untuk memulai pendakian,namun sebelum memulai pendakian kami
harus terdampar lagi di kantor camat cipanas, karena kami harus mengurus surat
perizinan terlebih dahuli. Saya bersama faisal lah yang berhati besar untuk
mengurusnya, karna ketua kami menyiapkan sarapan untuk kami.
Cukup lama saya dengan faisal di kantor TNGP untuk mengurus perizinan, jam
11.00 kami memulai perjalanan menuju pos pemberangkatan, untuk mencapai pos
pemberangkatan kami mecarter angkot dengan ongkos masing-masin Rp. 5000 per
orang, kembali di perjalanan kami mengalami sedikit hambatan, yaitu bensin
angkotnya habis, namun masalah ini bisa segera di atasi, jam 11.15 kami sampai
di pos pemberangkatan.
Shelter dan pos pemeriksaan
Selesai melapor dan memperlihatkan perizinan kami pun bergegas memulai
pendakian yang sebenarnya, trek pendakian di awali dengan perkebunan palawija
yang menghampar di sepanjang jalur pendakian, trek yang kami lewati dari
pertama memulai pendakian sudak ngetrek banget waw banget lah pokonya
Trek awal pendakian
Setelah melewati perkebunan, kami melewati trek yang
menggunakan anak tangga anak tangga dari tanah, dan trek seperti ini yang
paling menguras tenaga bagi saya, treknya g kalah nanjak juga sama trek
sebelumnya, mungkin kemiringan treknya sekitar 50-60 drajat lah. Jam 12.00 kami
memutuskan untuk istirahat dan memasak, karena kami sudak cukup lapar, karena
kami hanya sarapan kopi dan roti saat di bawah.
Makan siang di tengah perjalanan
Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan lagi jam 13.00 dengan trek
tanah dan hutan vegetasi yang mulai rapat dengan pohon-pohon besar, dan tidak
sedikit pijakan yang kami injak seperti tangga adalah akar-akar dari pohon
besar.
Pukul 17.30 kami tiba di alun-alun surya kencana timur, namun perjalanan menuju alun-alun ini merupakan trek puncak tersulit selama pendakian melalui jalur gunung putri, dengkul harus bertemu dada, tangan harus berusaha menggapai pegangan yang kuat untuk membantu menarik tubuh yang mulai merasa terbebabni oleh keril yang dibawa, namun ketika kami menginjakan kaki kami di alun-alun surya kencana, berat, lelah, lapar sirna terlahap oleh keindahan hasil karnya sang maestro keindahan, Allah SWT.
alun-alun suryakencana timur
Jarum jam dalam arlojiku terus berputar, dan kaki kami pun terus melangkah
mengejar sinar yang dipancarkan oleh matahari yang telah lelah menyinari
perjalanan kami selama sehari ini, alun alun barat yang kita tuju sebagai
tempat peristirahatan kita malam ini, tempat kita mendirikan penginapan yang
belum tentu orang lain rasakan, ketika angin meniup telinga kita, ketika udara
membekukan sampai ke tulang kita, saat perjalanan menuju alun-alun baratlah
yang memaksa aku terus memikirkan pendakian kali in, keindahan nuansa sore yang
sebelumnya belum pernah saya alami, dan tidak banyak orang dapatkan, dalam
pikirku tidak ada yang bisa membayar keindahan maha karya ini , alun-alun
suryakencana yang begitu megah dan begitu indah dengan hamparan bunga edelwees
yang tengah mekar.
Jam 18.00 kami memndirikan tenda, dan menyamankan diri kita dengan balutan
jaket-jaket tebal dan perlindungan tenda, setelah selesai mempersiapkan
segalanya, kami memulai memasak. Tidak teraa jam menunjukan pukul 21.00 setelah
makan, sesi yang paling serupun di mulai yaitu sesi curhat, sesi yang akan
menemani kami untuk melewati malam yang penuh bintang sampai pagi menjelang.
Rabu 11 juli 2012
Jam 5.00 pagi saya di bangunkan oleh teriakan-teriakan orang yang tengah
menikmati dinginnya udara pagi itu dan pemandangan yang indah yang diselimuti
kabut pagi. Saya bersama ratu, arif, dan widya pun tidak ingin melewatkan
moment yang tidak setiap hari saya rasakan. Dingin, itu yang saya rasakan
ketika menyusuri jalur yang tersinari oleh matahari terbit, semakin lama
semakin lama dingin yang saya rasakan berubah menjadi sakit di kaki-kaki saya,
karena saya tidak menggunakan kaos kaki, dan saya memutuskan untuk kembali ke
tenda, saat kembali saya menikmati betapa indahnya bunga edelwees yang sedang
mekar hmppmmmmmmm wanginya yang khas.
Jam 10.00 kami meninggalkan alun-alun surya kencana setelah makan dan
beres2, saat kita beres-beres kami di buat kagum oleh 2 orang pendakivyang
umurnya tidak muda lagi, selai itu mereka tidak seperti kita yang telah
menggunakan tekhnologi untuk melakukan pendakian, mereka hanya menggunakan
pelastik cor sebagai tendanya, sepanduk sebagai alasnya, dan karung yang di
beri tali sebagai ransel yang membawa peralatan mereka. Dalam hati
wow......KEREN.
Jam 11.00 Kami sampai di puncak gede dan bender SBSM kembali berkibar di
puncak gede untuk kesekian kalinya, kami bertemu denga beberapa tim pendaki,
ada juga pendaki yang berasal dari bandung. Sudah puas menikmati pemandangan
dan photo-photo di puncak gede, kami bergegas turun pada jam 12.00, kami
berencana turun melalui jalur cibodas. Tiba di pos terakhir jam sudah
menunjukan anggka 6, cukup lama memang untuk menuruni gunung gede melalui
cibodas karena tereknya yang berbatu, selai itu kami cukup lama menikmati air
panas, di sana kami masak dan mandi dulu.
Puncak gunung gede
Pada jam 19.00 kami tiba di jalan
raya ci panas, dari kantor TNGP
kami menggunakan angkot jurusan cipanas cibodas dengan ongkos Rp. 3000 per orang,
dari jalan raya cipanas kami menggunakan angkot berwarna biru menuju cianjur
karena baru dari cianjur kami bisa memperoleh bis yang menuju bandung, yaitu
bis jurusan sukabumi bandung. Untuk mencapai cianjur dari jalan raya cipanas
kami mengeluarkan ongkos sebesar Rp. 5000 perorang dan untuk bis dari cianjur
menuju bandung Rp 10.000 per orang.
Jalan raya ci panas
Jam 22.00 kami tiba di lbandung dan kami langsung melanjutkan perjalanan ke
kampus STKS.